Senin, 08 Februari 2010

Rumah Bagus Bukan Berarti Mahal

Persepsi umum di dalam masyarakat 'Rumah Bagus' diartikan sebagai rumah yang mahal dan terletak di lokasi yang strategis. Artinya juga, rumah tersebut harus besar dilengkapi dengan kolam renang, play ground, taman, furniture yang mewah, bla... bla... .
Padahal 'Rumah Bagus' bagi setiap orang/keluarga sangat relatif sifatnya. 'Rumah Bagus' haruslah diartikan sebagai rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Kebutuhan berarti antara lain terkait dengan jumlah anggota keluarga yang akan mendiami, akses dan jarak ke tempat kerja atau sekolah anak-anak dan aktifitas lainnya. Dekat ke berbagai fasilitas umum dam fasilitas sosial yang dibutuhkan.
Kemampuan berarti terkait dengan masalah keuangan antara lain; kemampuan membeli rumah tersebut (tunai atau kredit), kemampuan bayar pajak, biaya perawatan, biaya sosial, dan lainnya.
Berikut ini salah satu contoh rumah yang barangkali merupakan 'Rumah Bagus' bagi Anda dan keluarga.
Rumah ini terletak di Perumahan terbesar di Bandung Timur, dikenal sebagai Metro Margahayu Raya. Akses utamanya adalah Jl. Soekarno Hatta Bandung. Properti tsb. terletak di Jl. Merkuri Utara VI No. 9, merupakan sayap dari jalan utama perumahan.
Rumah tsb. tipe 100/90 baru selesai dibangun th. 2009, model minimalis dengan rangka atap baja ringan dan kusen jati. Dilengkapi 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, carport, air PAM, daya listrik 1.300 watt, dan keamanan 24 jam. Sangat cocok bagi keluarga Muslim yang taat beribadah, karena berdampingan langsung dengan sebuah Masjid. Harganya sampai dengan hari ini Rp 395 juta saja. Cukup murah dibandingkan dengan rumah yang setipe di kawasan Bandung Timur.
Jika Anda tertarik, silakan kontak kami.

Sabtu, 06 Februari 2010

Feng Shui Sebagai Alat Nego Dunia Property

Suatu ketika saya mengantar Buyer potensial ke kawasan perumahan mewah di belahan utara Kota Bandung. Beliau ini selalu menggunakan jasa saya jika memerlukan properti baik berupa rumah tinggal, ruko, atau tanah.
Biasa terjadi, Buyer selalu meminta lokasi yang strategis, bagus, dan murah. Hal sebaliknya, Pemilik properti selalu minta harga tinggi. Agar terjadi kesepakatan yang menyenangkan kedua belah pihak maka peran seorang Broker/Marketing Agent sangat penting di dalamnya. Dia berfungsi sebagai 'jembatan' yang menghubungkan kedua sisi agar lalu lintas komunikasi lancar, menyenangkan, dan 'deal'. Menjadi jembatan seperti ini sungguh tidak sederhana, sepertinya kita harus mengetahui (tidak perlu ahli loh?!) segala hal mengenai properti. Jika tidak, hal ini bisa tiba-tiba muncul di luar dugaan dan jembatan tidak berfungsi seperti yang kita kehendaki alias 'dead lock'. Sayang Khan?
Salah satunya adalah Feng Shui. Buyer yang saya bawa ke lokasi bergengsi di kawasan Dago tersebut sebelumnya mengaku tidak percaya Feng Shui dan tidak mengetahui ilmu itu, walaupun itu budaya warisan leluhurnya. Tapi nyatanya, hanya dengan mengatakan lokasi ini tidak bagus Feng Shuinya, dia bisa menekan harga lebih rendah lagi yang menurut saya sebelumnya juga sudah murah. Tapi barangkali Si Pemilik tanah BU (butuh uang alias kepepet), bukan karena dia paham Feng Shui, dia menyetujui harga yang diminta Buyer. Dan, transaksi terjadi dengan mulus.
Sepulangnya dari lokasi sempat saya bertanya kepada buyer, apanya yang nggak bagus menurut ilmu Feng Shui, Bozz? Jawabnya sambil senyum-senyum, "Tuh, di atasnya ada rumah besar".
Ini daerah pegunungan Bozz, kontur tanahnya memang naik turun. Apakah yang di atas selalu lebih baik dan yang di bawah selalu lebih jelek?
Kesimpulan saya : Feng Shui cukup penting dipahami manakala bicara properti. Dia bisa menjadi senjata nego yang cukup ampuh bila lawan transaksi tidak terlalu paham, tapi bisa jadi 'senjata makan tuan' jika ternyata dia pendekar Feng Shui.
(Bersambung... .)